PENJADWALAN PRODUKSI
Industri dapat dipandang sebagai kegiatan untuk mengolah suatu input melalui proses produksi sehingga dihasilkan output yang memiliki nilai tambah. Kegiatan mengolah input tersebut tentunya tidak lepas dari peran sumber daya manusia yang bertindak sebagai operator dalam menjalankan dan mengendalikan proses produksi tersebut serta fasilitas-fasilitas produksi, seperti mesin-mesin produksi.
Dengan demikian aktifitas penjadwalan produksi yaitu proses pengalokasian beban kerja ke masing-masing bagian atau departemen dapat mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan, yang nantinya akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen / consumer satisfication. Namun kenyataan menunjukkan banyak perusahaan yang kurang memperhatikan pentingnya aktifitas penjadwalan produksi. Padahal aktifitas penjadwalan produksi dapat mempengaruhi tingkat utilisasi fasilitas produksi perusahaan, kapasitas produksi, dan kelancaran proses produksi.
Terdapat beberapa metode penjadwalan yang sering digunakan, antara lain :
a. Forward Scheduling (prioritas EDD/earliest due date)
Yaitu, aktifitas penjadwalan dimulai dari proses pertama sampai proses ke-n yang akan dialami oleh material untuk membuat suatu produk tertentu. Metode ini memiliki beberapa kekurangan, antara lain : sering mengalami keterlambatan/tardiness penyelesaian produk (waktu penyelesaian > due date), selain itu dampak dari penerapan metode ini adalah earliness/terlalu cepat (waktu penyelesaian < due date) sehingga sering terjadi penumpukkan produk jadi di gudang (inventory cost tinggi).
b. Backward Scheduling (prioritas LDD/last due date)
Yaitu aktifitas penjadwalan dimulai dari proses paling terakhir sampai proses ke-1 yang akan dialami oleh material untuk membuat suatu produk tertentu. Jika dibandingkan dengan metode forward scheduling, metode ini lebih efektif karena suatu job akan diselesaikan tepat pada waktunya sehingga dapat meminimasi terjadinya tardiness dan earliness. Tetapi salah satu kekurangan dari metode ini adalah ada kemungkinan terjadinya infisiable time, yaitu waktu pengerjaan/release time proses ke-n < waktu order masuk. Banyak alternative yang dapat dilakukan jika terjadi infisiable time, antara lain: melakukan subkontrak untuk proses yang infeasible time, melakukan lembur, dan melakukan pendistribusian beban kerja.
REFERENSI
Dewi, Dian Retno Sari., 2005, Pengembangan Algoritma Penjadwalan Produksi Job Shop Untuk Meminimalkan Total Biaya Earliness dan Tardiness, Skripsi di Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.
Leave a comment